Langsung ke konten utama

Menginginkan Dalam Diam

Aku bingung dengan diriku sendiri. Berharap kamu ada disampingku, namun ada di depan matamu walau hanya sekedar lewat saja, aku tak mampu. Berharap memandang wajahmu lebih dekat, namun alasan aku menginginkan itu terjadi saja aku tak tahu. Bahagiaku terlampau sederhana, hanya dengan mengingatmu saat aku sedih, aku berakhir dengan senyuman. Indahku terlalu sederhana hanya dengan memandang wajahmu, aku tahu untuk apa aku hidup. Aku tak ingin gila hanya karna memujamu, menyakiti diri karna sudah tahu kamu bukan untukku. Namun jika sehari tanpa tahu tentangmu saja aku juga sakit. Entah sampai kapan aku begini, asik sendiri, membayangkan sendiri. Bukannya aku tak punya nyali untuk menuruti keinginan hati, namun aku tahu aku. Aku merasa tak pantas untukmu, yang terindah. Lagipula, kamu sudah termiliki dan dia yang sempurna di matamu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung: Tempat Nongkrong, Ngebut, dan Ngalor-Ngidul

Bandung, Kota Penuh Cerita dan Pesona Bandung, ibu kota Jawa Barat yang suka banget dipanggil "Paris van Java." Udara sejuknya, suasananya yang asik, pemandangan cakep, semuanya bikin betah banget. Buat turis, Bandung itu surga. Ada kuliner yang bikin perut nggak mau berhenti ngunyah, tempat wisata alam yang cakep, sampai bangunan-bangunan sejarah yang bikin Instagram lo auto estetik. Tapi buat gue, Bandung tuh bukan cuma destinasi liburan. Ini rumah. Tempat gue dibentuk jadi kayak sekarang, tetap seorang manusia.  Sebelum lanjut, lagu "Untungnya Hidup Harus Berjalan" Bernadya, kayaknya pas menemani tulisan ini.  Kenangan Bocil di Lembang Gue kecil sering pindah-pindah domisili, gara-gara bokap menyesuaikan sama kerjaannya. Tapi dari semua tempat yang pernah gue singgahin, Lembang paling juara di hati. Dari SD gue udah tinggal di situ. Tempat gue belajar makna persahabatan, tanggung jawab, sama kehidupan ala bocil yang sering main sepeda bmx. Lo tau nggak? Kebun teh...

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Ternyata Kecewa

  Aku pernah menolak yang datang, hanya untuk mempertahankan kamu yang ternyata ingin pergi.  Mengenalmu tanpa sengaja, melupakanmu hampir gila. Siapa sangka, kamu yang semanis senja membuat luka sedalam samudra.