Langsung ke konten utama

Memiliki tanpa Kepastian

Maafkan aku, bukannya aku tak ingin memilikimu. Maafkan aku, bukannya aku sengaja menyajikan harapan yang hanya sesaat. Maafkan aku, setiap cerita yang kubangun tak lebih dari sekedar rasa sayang dan penasaranku saja tentangmu. Semuanya yang sudah terlanjur kamu bawa dengan perasaan, hanya bisa kukatakan ini salahku. Caraku yang berlebihan, mulai dari perhatian dan pemberian yang ku adakan sampai membuatmu berpikir aku akan mempersembahkan hati. Jika kamu bertanya mengapa bisa aku melakukan ini dengan alasan yang sudah ku akui dari awal saat pertama mengenalmu, jika kita hanya teman. Teman yang akhirnya menjadi sesuatu yang dilihat orang lain pantas disatukan. Aku tak tahu, mungkin saja cara tuhan memperkenalkan aku dan kamu dengan cara seperti ini. Atau mungkin memang aku yang jahat, jika benar kamu rasa akui saja aku seperti itu. Segampang ini aku berbicara, sedangkan rasa yang terasa di hati kamu semakin hari semakin larut. Jujur, aku coba untuk jatuh padamu. Aku memang mampu namun hanya sekedar jatuh menjadi sayang yang tak lebih dari kata luas. Sikapku kadang tak sebanding dengan apa ingin hatiku, entah. Aku bingung, apa memang belum waktunya atau memang ini jalannya sampai akhirnya kita merasa senang saling mengenal walau sesaat karna ada kebahagiaan dan senyum yang tercipta walau tak selamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Berdoa Baik, untuk yang Terbaik

Saat aku temukan kamu, tak pernah ada doa apapun yang tak baik yang aku ikhlaskan keluar dari hatiku.  Kalaupun hal negatif hadir untuk kita, aku yakin itu hanya ujian yang bisa kita lalui, tanpa melupakan hikmah yang bisa kita ambil.  Berjalannya waktu, aku semakin hari semakin sadar jika kamu adalah yang terbaik, karena membaik selalu.  Walau kadang aku sebaliknya, tapi kamu terus bertahan walau kadang berakhir tanpa kata.  Aku ingin selalu dipertemukan, walau itu lewat mimpi yang sekedar angan.  Berjanjilah untuk aku, kamu akan tetap mengenaliku di kehidupan selanjutnya.  Aku tidak meminta dunia, tapi cukup terus dipersatukankan denganmu.  Terima kasih sudah menjadi bahan doa baik untukku, kamu terbaik yang baik. Dari aku, yang terus berusaha menjadi terbaik sepertimu, dan semoga mejadikan kita selalu utuh.  

Sulit Melupakan Rindu, Walau itu Sementara Waktu

Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di  WhatsApp  saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata  rindu  dengan   maknanya.   Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu.  Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati.  Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu.  Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain.  Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima.  Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa.