Langsung ke konten utama

Adalah Jawaban


Entah mengapa dan bagaimana tuhan mempertemukan aku dan kamu, disaat semua yang terasa saat itu hanyalah sepi tanpa pengisi. Bukan rasa yang memulai semuanya, namun aku tertarik mengenalmu tanpa alasan. Hari demi hari yang terlewati bersama kedekatan aku dan kamu tanpa sadar menimbulkan pertanyaan "Sebenarnya kita siapa?" dan itu cukup untuk membuatku bisu. Dari awal langkahku berjalan ke arahmu tak berlari namun juga tak pelan apalagi berbalik menghilang, semuanya berjalan begitu saja, aku bahagia begitupun kamu yang kuyakini itu. Aku pikir hanya soal waktu yang belum menginginkan kita saling memiliki, karena nyatanya yang sudah terlanjur ini tak bisa aku hindarkan dan lepaskan, seakan semuanya lebih pasti dan indah pada saatnya. Jujur saja dari semua yang terjadi, terkadang terlintas masa lalu burukku yang kadang hantui dan membuatku takut menjalin cerita yang coba menjadi kisah saat itu, tetapi aku melihat matamu seakan meyakinkanku jika yang aku takutkan hanyalah akan membuatku tak lebih baik. Maafkan aku, yang selalu menghindarkan pertanyaan jika kamu bertanya soal kita untuk kedepannya, maafkan aku yang hanya bisa berkata jika bahagia kita cukup seperti saat itu saja, keyakinanku akan kedepannya bukan karena salahmu tapi karena diriku sendiri yang merasa tak cukup lebih indah membahagiakanmu. Sampai suatu hari aku berpikir, jika aku butuh kamu karena kita yang terbiasa bersama, mengobrol dan bercanda denganmu berbeda seakan waktu tak memiliki nyawa yang berjalan. Tak ada bosan yang kutemui untuk sekedar berpapasan denganmu, tak harus ada alasan mengapa aku ingin memberimu lolipop kesukaanmu. Cukup sudah aku punya batasan denganmu karena pertanyaan kepastian itu, namun aku tak tahu kapan waktu yang tepat. Penyangkalan ini membuatku serba salah antara membuat kita hanya bisa tersenyum ketika orang lain bertanya tentang kita berdua atau memang sudah saatnya berkata jika aku mencintai dan menyayangimu tanpa sadar. Ada suatu malam saat kamu menanyakan hal yang sama itu lagi namun kali ini aku tak bisa menghindarkan apa-apa karena mungkin memang sudah saatnya dan menyadarinya jika kamu adalah jawaban dari pertanyaan atas ketakutanku akan masa lalu seakan obat yang dihadirkan oleh semesta. Kata cinta itu terucap dari mulutku sampai akhirnya aku dan kamu menjadi kita yang berbeda, kita yang punya tujuan kepastiaan. Cerita kita memang tak biasa dan tak sempurna, semua ini memiliki alasan yang hanya bisa terjawab ketika kita terjun dan terkejut bersama mengarungi hidup. Adalah kita yang sama-sama menjadi jawaban, kamu yang sekarang menjadi rumah tempat aku kembali dan aku yang menjadi orang yang kamu tunggu untuk sama-sama saling menyamankan.

Untuk kamu yang jika jauh, percayalah kita sedang belajar untuk saling menemukan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung: Tempat Nongkrong, Ngebut, dan Ngalor-Ngidul

Bandung, Kota Penuh Cerita dan Pesona Bandung, ibu kota Jawa Barat yang suka banget dipanggil "Paris van Java." Udara sejuknya, suasananya yang asik, pemandangan cakep, semuanya bikin betah banget. Buat turis, Bandung itu surga. Ada kuliner yang bikin perut nggak mau berhenti ngunyah, tempat wisata alam yang cakep, sampai bangunan-bangunan sejarah yang bikin Instagram lo auto estetik. Tapi buat gue, Bandung tuh bukan cuma destinasi liburan. Ini rumah. Tempat gue dibentuk jadi kayak sekarang, tetap seorang manusia.  Sebelum lanjut, lagu "Untungnya Hidup Harus Berjalan" Bernadya, kayaknya pas menemani tulisan ini.  Kenangan Bocil di Lembang Gue kecil sering pindah-pindah domisili, gara-gara bokap menyesuaikan sama kerjaannya. Tapi dari semua tempat yang pernah gue singgahin, Lembang paling juara di hati. Dari SD gue udah tinggal di situ. Tempat gue belajar makna persahabatan, tanggung jawab, sama kehidupan ala bocil yang sering main sepeda bmx. Lo tau nggak? Kebun teh...

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Ternyata Kecewa

  Aku pernah menolak yang datang, hanya untuk mempertahankan kamu yang ternyata ingin pergi.  Mengenalmu tanpa sengaja, melupakanmu hampir gila. Siapa sangka, kamu yang semanis senja membuat luka sedalam samudra.