Langsung ke konten utama

Inilah Aku

Mungkin kamu tidak percaya bila aku adalah orang yang paling menunggumu saat kelas akan dimulai, mungkin kamu juga tak yakin bila aku adalah orang yang selalu meyakini diri jika kamu selalu membutuhkanku walau hanya sekedar untuk bercerita. 

Semuanya terasa saat kamu jauh, ada rasa ingin tahu berlebih namun tertahan karena aku merasa tidak pantas untukmu. Sampai saat ini, aku merasa dengan memilikimu adalah hal yang aku takutkan, lucu memang, nyatanya itulah aku yang bagaimana ketidakpastian dalam hubungan yang saling memiliki terkadang lebih tinggi ternoda oleh cobaan. Aku takut meningalkanmu, aku takut jika harus memarahimu karena rasa memiliki yang tinggi kadang membuatku tidak berpikir jernih. 

Senyumku mudah terurai, hanya dengan melihat gerak-gerik tubuhmu, mendengar suara dan tawa khasmu itu lebih dari cukup untuk aku merindukan hari esok kembali hadir dan mengulang senyum ini tanpa bosan. Mencoba berpikir bagaimana aku ini ingin diperhatikan olehmu walau sesaat, hanya bisa mempermalukan diri dengan lelucon tidak lucu yang aku bahas namun setidaknya kamu tersenyum karenaku. 

Entah bagaimana rasa ini akan berjalan dan berakhir, yang jelas aku tidak peduli bagaimana kamu merespon semua ini, aku rela jika harus dianggap sebagai penggemar rahasiamu yang memang tertutup kisahnya namun tidak dengan hatinya. 

Dari aku, 

Yang bagai mengambil benang basah, sudah berbuat apapun namun tidak tersadar hadirnya. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Berdoa Baik, untuk yang Terbaik

Saat aku temukan kamu, tak pernah ada doa apapun yang tak baik yang aku ikhlaskan keluar dari hatiku.  Kalaupun hal negatif hadir untuk kita, aku yakin itu hanya ujian yang bisa kita lalui, tanpa melupakan hikmah yang bisa kita ambil.  Berjalannya waktu, aku semakin hari semakin sadar jika kamu adalah yang terbaik, karena membaik selalu.  Walau kadang aku sebaliknya, tapi kamu terus bertahan walau kadang berakhir tanpa kata.  Aku ingin selalu dipertemukan, walau itu lewat mimpi yang sekedar angan.  Berjanjilah untuk aku, kamu akan tetap mengenaliku di kehidupan selanjutnya.  Aku tidak meminta dunia, tapi cukup terus dipersatukankan denganmu.  Terima kasih sudah menjadi bahan doa baik untukku, kamu terbaik yang baik. Dari aku, yang terus berusaha menjadi terbaik sepertimu, dan semoga mejadikan kita selalu utuh.  

Sulit Melupakan Rindu, Walau itu Sementara Waktu

Setiap malam sebelum tidur, selalu ada kenang lalu datang yang buatku bersikap datar. Aku tidak tahu kabar pastimu, sekedar basa-basi denganmu di  WhatsApp  saja, aku hanya berhenti melihat foto profilmu. Dariku kecil dan semakin dewasa, aku mengenal kata  rindu  dengan   maknanya.   Jika harus kembali ke masa lalu, rasanya tidak ingin mengenal kata itu. Terlebih, jika aku tahu akan merasakan rindu karenamu.  Aku tidak bahagia dengan rindu ini, malah membuat hatiku untuk yang lain tertutup dan mati.  Padahal, sebelum kamu pergi juga tujuanmu itu aku, aku selalu menanti rindu itu.  Pada intinya, rindu kali ini menyiksa, rindu yang lalu adalah definisi bahagia. Karena rindu yang tidak dapat terbalaskan karena kamu yang sudah dimiliki yang lain.  Aku bisa apa, selain menikmati dan menerima.  Katanya, rindu dapat hilang dimakan waktu. Nyatanya, semakin lama waktu berjalan, selama itu pula rindu semakin terasa.