Langsung ke konten utama

Perlahan Tahu Harus Kemana


Kamu tahu ada yang selalu di setiap pagi hadir tiba-tiba di depan pintu, untuk memberimu sarapan.
Kamu tahu ada yang selalu setiap detik menunggu kabarmu, seakan kamu adalah semua tentang nafas yang dia hembuskan.
Kamu tahu ada yang rela melakukan apapun hanya untuk membuatmu bahagia, walau dengan terluka.
Kamu tahu ada yang setiap malam sebelum tidurnya, menyebutkan namamu dalam doa untuk berharap kamu menjadi selamanya untuknya.

Bahagiamu hadir, namun semakin hari kamu sadar sesuatu.
Jika perhatian yang ia ciptakan untukmu tak sehebat kamu sekarang melakukan hal yang sama dengannya, yang hanya tinggal menunggu waktu.
Kamu sudah mencoba tetap satu, namun tak berakhir utuh.
Kamu hanya meyakinkan diri jika keputusan yang kamu buat masih perlu waktu, pelan-pelan untuk runtuh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung: Tempat Nongkrong, Ngebut, dan Ngalor-Ngidul

Bandung, Kota Penuh Cerita dan Pesona Bandung, ibu kota Jawa Barat yang suka banget dipanggil "Paris van Java." Udara sejuknya, suasananya yang asik, pemandangan cakep, semuanya bikin betah banget. Buat turis, Bandung itu surga. Ada kuliner yang bikin perut nggak mau berhenti ngunyah, tempat wisata alam yang cakep, sampai bangunan-bangunan sejarah yang bikin Instagram lo auto estetik. Tapi buat gue, Bandung tuh bukan cuma destinasi liburan. Ini rumah. Tempat gue dibentuk jadi kayak sekarang, tetap seorang manusia.  Sebelum lanjut, lagu "Untungnya Hidup Harus Berjalan" Bernadya, kayaknya pas menemani tulisan ini.  Kenangan Bocil di Lembang Gue kecil sering pindah-pindah domisili, gara-gara bokap menyesuaikan sama kerjaannya. Tapi dari semua tempat yang pernah gue singgahin, Lembang paling juara di hati. Dari SD gue udah tinggal di situ. Tempat gue belajar makna persahabatan, tanggung jawab, sama kehidupan ala bocil yang sering main sepeda bmx. Lo tau nggak? Kebun teh...

Tempat Tersendiri

Jika hati adalah ruang yang terisi, kamu ada di ruang yang berbeda. Ruang yang akan selalu terbuka, dan hanya terisi untukmu. Lewat ruangan itu, kamu bebas untuk pergi maupun kembali. Karena di ruangan hati itu, tidak hanya kehadiran kamu secara langsung yang dibutuhkan. Tapi, kenangan yang tercipta untuk terus melekat dalam ingatan. 

Ternyata Kecewa

  Aku pernah menolak yang datang, hanya untuk mempertahankan kamu yang ternyata ingin pergi.  Mengenalmu tanpa sengaja, melupakanmu hampir gila. Siapa sangka, kamu yang semanis senja membuat luka sedalam samudra.